PLN HARUS ADA PESAINGNYA

Andai saja kita punya pilihan lain, kita mungkin tidak akan dimanfaatkan  oleh BUMN yang tahu bahwa kita sangat membutuhkannya. Pada awal kepopuler –an handpone sebagai alat komunikasi di awal tahun 2000, kita mungkin sama-sama tahu saat itu provider local  seperti Mentari dan Telkomsel sangat menguasai walaupun dengan mahalnya tarif yang mereka terapkan mereka tetap menguasai pasar karena memang tidak ada provider yang menawarkan produk yang sama dengan harga yang lebih terjangkau. Namun seiring berjalannya waktu provider Mentari dan Simpati tersebut mendapat persaingan produk dari perusahaan serupa dengan harga yang lebih terjangkau bahkan jauh dari harga yang selama ini di tawarkan oleh provider lama seperti mentari dan simpati. Apa yang terjadi sekarang? Semua provider bersaing untuk mendapatkan pelanggan dengan menawarkan produk yang sama dengan harga yang murah dan bermacam-macam bonus yang membuat konsumen seperti kita mendapatkan bermacam-macam pilihan dan yang pasti memaksa monopoli pasar yang selama ini dilakukan oleh Mentari dan Simpati harus berakhir jika tidak ingin menjadi penghuni baru musim fosil purba.
Sekarang kita mungkin bisa sama-sama merasakan bagaimana PLN (sebut: Perusahaan Listrik Milik Negara) menjadi satu-satu nya perusahaan listrik yang bisa di pilih oleh rakyat indonesia. Apa yang terjadi? Monopoli pasar ini menjadikan kita tidak memiliki pilihan, dan mungkin membuat PLN tidak mengutamakan pelayanan yang nomor satu terhadap konsumenya dengan seringnya melakukan pemadaman listrik tanpa mengurangi beban pembayaran yang akan ditanggung oleh konsumen seperti kita. Bagaimana? Apa yang masyarakat rasakan ketika setiap bulan melakukan pembayaran rekening dan mendapati biaya yang harus mereka bayarkan tidak sesuai dengan apa yang mereka dapatkan? Mati lampu 6 jam sehari, dan tiap bulan harus membayar full ? Apa tanggung jawab PLN tentang ini? Ya, mungkin jawabannya kalau tidak suka tidak usah memakai jasa nya. Kita mungkin dihadapkan pilihan yang sulit dan ini dimanfaatkan secara jeli oleh PLN dengan memanfaatkan kebutuhan kita terhadap mereka, kita tidak bisa berbuat banyak karena tidak ada pilihan seperti provider telepon yang sekarang bisa kita gonta ganti, jika tarif Mentari naik kita bisa ganti ke Telkomsel, dan masih banyak sekali provider di indonesia yang bisa memberikan banyak pilihan. Apa yang harus kita lakukan dengan keadaan yang semakin buruk ini? PLN semakin berkuasa kita semakin tertindas. Menurut di beberapa situs dan blog teman-teman yang saya baca, dari sekian menit PLN mematikan lampu, ada Milyaran rupiah keuntungan yang bisa mereka nikmati. Miris sekali memang, BUMN kita yang mungkin harusnya membangun negeri ini hanya bisa memanfaatkan ketergantungan masyarkatnya terhadap kebutuhan akan listrik untuk menerangi setiap sudut rumah mereka.           
Apa yang bisa negara lakukan? Ya, mungkin kita sama-sama tahu di negara lain mereka bisa memiliki listrik dengan banyak pilihan perusahaan dan berbagai macam pilihan yang mereka tawarkan untuk kenyamana konsumennya. Di indonesia mungkin kita sangat membutuhkan juga pilihan akan produk listrik yang sesuai dengan kebutuhan dan pastinya pelayanan yang tidak akan membuat kita kecewa seperti sekarang ini. Negara harus membuka perusahaan asing untuk mengakiri monopoli pasar yang dilakukan oleh PLN saat ini, demi kemajuan negara ini, mungkin mati lampu tidak akan memnggangu istana negara, atau gedung-gedung tinggi, tidak akan menggagu usaha-usaha besar yang dengan omset besar, tapi coba lihat rakyat bawah dengan usaha kecil. 6 jam mati lampu, sangat menggangu pendapatan mereka dalam satu hari nya. Mungkin ada jawaban dari genset. Ya, jawaban yang sangat bisa membuat mereka sangat stres, dengan modal usaha sangat kecil, mereka harus terbebani dengan pengeluaran genset. sedangkan mereka membayar listrik setiap bulannya. Membuka peluang perusahaan listrik asing untuk memberikan variasi prioduk dan harga, akan memakasa PLN harus ikut bersaing dengan mereka jika tidak ingin jadi fosil dan masuk musium di negara sendiri. Selain keuntungan kepada negara, masyarakatpun akan diberi variasi dan kepuasan yang selama ini tidak bisa dipenuhi oleh PLN sebagai satu-satunya perusahaan yang menguasai listrik di Indonesia.
Di dalam pasar, monopoli pasar suatu perusahaan akan membuat konsumen jenuh dan merasa tidak ada pilihan, dengan kualitas yang itu-itu saja bahkan merosot tiap tahunnya, pengelolaan pelanggan juga sangat buruk dengan tidak mengutamakan kenyamanan konsumen yang telah mengeluarkan uang banyak untuk produk yang sebenarnya tidak mereka sukai lagi, tapi tetap mereka butuhkan.
Sebagai penulis, saya hanya menyampaikan apa yang saya dengarkan dari keluhan ibu-ibu rumah tangga ketika membayar rekening, bapak-bapak pekerja umkm yang merosot pendapatnya karena seringnya mati lampu dan usaha nya yang sangat bergantung pada itu, keluhan teman-teman saya di jerjaring social karena hp mereka sering mati karena mati lampu tidak bisa cas baterai dan mereka tidak bisa alay lagi di twitter, dan mungkin semua orang yang mengeluh, melenguh. Semoga tulisan saya ini bisa dibaca oleh pihak yang terkait dengan listrik tentunya. Panjang kata, saya meminta maaf jika pihak terkait merasa sangat tersinggung, dan mungkin ini memang fakta dan harus di atasi secepatnya. Terimakasih sudah meluangkan  waktu membaca tulisan ini, dan saya harapkan teman-teman saya tidak mengeluh terus di twitter, lebih baik saat mati lampu, hp nya di biarkan saja, dan gunakan saat perlu saja, ini juga bentuk kepintaran kita mengatasi masalah, dari pada kita update di twitter atau di facebook yang hanya membuat baterai hp kita cepat habis.

Tidak ada komentar:

Special Moment

Special Moment
Love of my life

Feature Post

About

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.